"Melayani Tuhan dengan Melayani Kemanusiaan dan Masyarakat"
Tibet dan Indonesia, kedua bangsa ini, merupakan bagian dari Peradaban Lembah Sungai Indus yang sama. Bersama-sama kita dapat memberikan tanggapan yang bijak dan penuh kasih bagi masalah-masalah yang ada di dunia ini. Bersama-sama kita dapat mewujudkan mimpi bersama kita yaitu ‘One Earth, One Sky, and One Humankind’ – Satu Bumi, Satu Langit, Satu Umat Manusia.
Anand Krishna’s Tibet Connection
Pada tahun 1991, dengan keadaan sekarat, bermodalkan penyakit Leukimia dengan tingkat hemoglobin yang sangat rendah, yaitu 2.7 ditambah dengan harta yang sudah terkuras untuk membiayai pengobatan, Bapak Anand Krishna berangkat ke India.
Saat di Bangalore, India. Bapak Anand Krishna mengunjungi sebuah biara Buddha dan langsung meminta inisiasi (diksha) kepada Bhante di sana. Nama Bapak Anand Krishna yang sebelumnya bernama Krishna Kumar Tolaram Gangtani atau dikenal sebagai Kishin T.G dinobatkan sebagai orang baru di jalan pencerahan dan diberi nama Anomadassi – yang artinya, Orang Bijak. Secara tradisional, kini Beliau adalah seorang Samanera atau Shraman – orang baru di jalan spiritual ini.
Di biara tersebut, ada seorang biksu, tinggi, seorang keturunan Tibet dan mengenakan jubah yang berbeda dari biksu lainnya. Ia tidak berasal dari Aliran Buddha yang sama, di tempat itu. Dan biksu tersebut mengajak Bapak Anand Krishna ke Leh dan akan menunggu di Biara Himis besok paginya.
Leh, ibukota Laddakh, adalah sebuah tempat kecil yang terpencil di Himalaya, yang sering disebut sebagai “sisi India dari Tibet”. Leh sangat jauh. Jaraknya ribuan kilometer dari tempat Bapak Anand Krishna berada. Masih dalam kondisi sakit, menderita kanker, ada keraguan saat menerima ajakan tersebut.
Tetapi akhirnya Beliau pergi juga ke Leh dan sesampainya di Biara Himis, Sang Lama menunggu di pintu masuk,”Akhirnya kau datang juga. Selamat datang.”. Ia menunjukkan ruangan yang sangat kecil, 2×2 meter dengan matara di lantai, sebuah bantal, selimut, dan meja duduk.
Tentang Anand Krishna
Anand Krishna Ph. D adalah seorang Aktivis Spiritual berkewarganegaraan Indonesia keturunan India yang lahir di Solo. Beliau meraih gelar Master di sebuah universitas terkemuka di luar negeri. Pernah memimpin sebuah perusahaan garmen di Indonesia. Kini seluruh hidupnya dijalani hanya untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat Spiritual.
Anand Krishna, seorang Warga negara Indonesia keturunan India, terkenal sebagai “fenomena” baik oleh kritikus dan para pendukungnya. Pengkritiknya bertanya-tanya, “Apa yang membuatnya populer? Tidak ada yang luar biasa tentang dirinya”. Para pendukungnya menghargai semangatnya untuk mempromosikan perdamaian di antara kelompok masyarakat yang berbeda.
Lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 1 September 1956, Anand memperoleh pendidikan awal di Lucknow, India Utara, di mana ia bertemu pembimbing spiritual pertamanya, Sheikh Baba. Orang suci itu adalah seorang penjual es sederhana yang tak dikenal di luar kawasan ia tinggal, tapi ia memainkan peran utama dalam “membentuk” Anand Krishna yang sudah akrab dengan puisi Sufi dan ajaran Shah Abdul Latief dari Sind, lewat ayahnya, Tolaram
Bekerja sambil belajar, Anand Krishna meraih gelar Master dari sebuah universitas terkemuka dan di puncak karir sebagai Direktur dan Pemegang Saham sebuah Pabrik Garment di Indonesia, ketika ia jatuh sakit. Diagnosa medis mengatakan ia menderita Leukemia akut. Dengan demikian, pada tahun 1991, pada usia 35, Anand menghadapi ancaman kematian.
Setelah berbulan-bulan mengalami penderitaan, pertemuan misterius dengan Lama Tibet di pegunungan Himalaya, dan pemulihan yang ajaib dari penyakitnya, Anand memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk berbagi kebahagiaan, kedamaian, cinta dan penyembuhan.
Melalu buku-bukunya Anand Krishna berbagi pengalaman hidup melalui praktek meditasi dan yoga, Anand mengajak setiap individu untuk melakukan pemberdayaan diri untuk memperbaiki pola pikir dan pandangan hidup sehingga dapat mengisi kehidupan dengan sesuatu yang bermakna dan meraih kebahagiaan sejati.